MAKNA AMOR RING ACINTYA

(Dikutip dari Lontar Aji Kadyatmikan, Aji Kamoksan, Aji Putus, Dharma Sunya, Dharma Patanjala, Wṛhaspatitattwa) Amor Ring Acintya adalah kata yang sudah tidak lasim lagi ditelinga kita apalagi bagi para umat Hindu di Bali. Kata ini biasanya diucapkan ketika ada orang meninggal dunia. Biasanya dalam masyarakat mengucapkan "Dumogi Amor Ring Acintya". Kata Dumugi berarti semoga. Amor berarti bersatu atau menghilang, atau Menuju kedalam situasi ketiadaan atau tidak tampak. Acintya berarti tidak tersentuh oleh pikiran. Dalam konteks filsafat disamakan dengan sūkṣma dan śūnya. Jadi Dumogi Amor Ring......
 

Penyebaran Pasek Bendesa Mas di Bali

Pada zaman Dalem Watu Renggong (1460 – 1550) datanglah ke Bali Danghyang Nirartha atau Pedanda Sakti Wawu Rauh dalam tahun 1489 lalu diangkat menjadi Bagawantha kerajaan. Danghyang Nirartha adalah putra dari Danghyang Semara Natha yang bersama-sama pindah dari Majapahit ke Daha, karena Majapahit telah jatuh ke tangan Islam pada tahun 1474. Islam kemudian juga merambat ke Kediri dan oleh karena itu Danghyang Nirartha pergi bersama kedua putra-putrinya yang masih kecil, yaitu Ida Suwabawa (wanita) dan Ida Kulwan (laki) ke Pasuruan. Di sini beliau menikah lagi dengan seorang putri Pasuruan yang......
 

Sejarah Munculnya Pasek Bendesa Mas di Bali

Panca Pandita, Mpu Geni Jaya beserta adik-adiknya Mpu Semeru, Mpu Kuturan, Mpu Pradah dan Mpu Gana merupakan panca pandita dari Jawa Dwipa yang pada suatu ketika menghadap Raja Airlangga di Kerajaan Kediri. Kedatangan mereka adalah terutama untuk membina pulau Bali atas perintah Bhatara Paçupati. Yang meneruskan perjalanan ke pulau Bali tersebut adalah: 1. Mpu Semeru menetap di Besakih. 2. Mpu Gana di Dasar Bhuwana, Gelgel. 3. Mpu Kuturan di......
 
 
Support : Jual Beli Bali | Website Gratis | Mas Template
Copyright © 2011. Ki Pasek Dwipantara - All Rights Reserved
Published by Website Gratis
Proudly powered by Blogger